Jangan Buat Kegagalan Menjadi Fokus Pribadi yang Melemahkan
Cara bangkit dari kegagalan pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan memisahkan antara kegagalan dengan identitas diri Anda. Artinya, kegagalan tidak seharusnya menjadi fokus yang membuat diri Anda lemah. Kegagalan hanya satu episode kehidupan di mana Anda belum benar-benar menemukan cara terbaik untuk mewujudkan rencana dan impian.
Dengan kata lain, ketika Anda belum berhasil mendapatkan apa yang Anda inginkan, bukan berarti Anda gagal. Pemikiran positif seperti ini perlu Anda miliki supaya Anda bisa melihat kegagalan dari sisi lain tanpa menjadikan kegagalan sebagai sesuatu yang personal dan merusak kepercayaan diri dan harga diri Anda.
Rangkul Emosi Tapi Jangan Biarkan Diri Anda Tenggelam di Dalamnya
Respons positif untuk menyikapi kegagalan selanjutnya bisa dengan merangkul emosi yang Anda rasakan saat kegagalan terjadi. Bentuk emosi yang muncul biasanya berupa rasa marah, malu, sedih, kecewa, atau malah muncul rasa cemas terkait cara pandang orang lain terhadap Anda. Berbagai perasaan ini memang tidak nyaman. Tetapi rangkul saja, dengan tidak membiarkan diri Anda tenggelam di dalamnya (jadi putus asa, kehilangan semangat, dan sebagainya).
Menurut suatu penelitian, Anda tidak boleh mencoba mengurangi perasaan buruk sesudah mengalami kegagalan. Karena ketika Anda sudah merangkul emosi, kemudian melakukan evaluasi, hal ini malah akan memberikan perspektif lain yang lebih positif sehingga Anda bisa mencari tahu penyebab terjadinya kegagalan.
Cara ini akhirnya malah memberikan motivasi pada diri dan memunculkan dorongan untuk bekerja lebih baik dan lebih kreatif lagi sebagai solusi untuk mencegah terjadinya kegagalan di kemudian hari. Selain itu, coba kelola pikiran. Daripada Anda berpikir “Saya gagal”, gantilah pemikiran yang merusak ini dengan “Saya sedih karena belum berhasil mencapai yang saya inginkan, tetapi saya akan mencoba cara lain yang lebih baik lagi supaya bisa berhasil.”
Kenali Usaha yang Tidak Sehat demi Mengurangi Rasa Sakit
Anda kemungkinan ingin melarikan diri dari kenyataan saat mengalami kegagalan. Kemudian Anda berkata, “Saya tidak menginginkan pekerjaan ini,” atau “Saya tidak cocok dengan pekerjaan ini.” Contoh kalimat tersebut sering dianggap bisa meminimalkan adanya rasa sakit hati karena gagal, padahal justru membuat rasa sakit itu jadi bertahan lama, apalagi kalau sebenarnya pekerjaan tersebut adalah passion Anda.
Alih-alih menolak dan merasa tidak cocok, alangkah lebih baiknya Anda mencari solusi dengan cara mengenali berbagai cara tidak sehat untuk menghindari kekecewaan, dan menggantinya dengan upaya untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian melalui pengenalan potensi diri yang Anda miliki.
Jangan Takut dan Malu Mengakui Kegagalan
Anda kemungkinan telah menumbuhkan berbagai keyakinan irasional tentang kegagalan. Contohnya, Anda berpikir kegagalan menjadikan Anda orang yang tidak akan pernah berhasil, seseorang dengan kemampuan yang buruk, tidak layak, dan sebagainya. Karena pemikiran ini, Anda jadi takut pandangan orang lain terhadap Anda, sehingga Anda berusaha keras menutupi dan menyembunyikan kegagalan yang Anda alami.
Jika Anda menyembunyikan kegagalan dengan cerita bohong, maka satu kebohongan terpaksa diikuti dengan serangkaian kebohongan berikutnya. Kalau sudah begini, energi Anda akan habis hanya untuk berbohong, menyembunyikan kegagalan, dan lupa untuk memperbaiki dan bangkit dari kegagalan.
Daripada bersembunyi di balik kebohongan hanya demi menutupi kegagalan, lebih baik Anda akui saja tentang kegagalan yang baru Anda alami. Mungkin dengan cara ini, orang lain malah akan dengan senang hati untuk membantu Anda atau berkolaborasi mencapai kesuksesan bersama Anda di masa depan.
Kembangkan Pemikiran Realistis Tentang Kegagalan
Saat menemukan diri Anda dengan pikiran tidak punya harapan maupun tidak berguna untuk mencoba lagi setelah mengalami gagal, maka ubah pemikiran ini. Ingatkan diri Anda tentang beberapa hal realistis terkait kegagalan, seperti:
Kegagalan merupakan pertanda bahwa Anda menantang diri sendiri demi melakukan sesuatu hal yang lebih sulit.
Ciptakan afirmasi positif yang membangkitkan keyakinan dan semangat. Misalnya: Saya dapat menangani kegagalan, saya akan lebih baik di masa depan, saya hanya kurang pengetahuan, jadi saya harus belajar lebih banyak untuk bisa sukses di kemudian hari.
0 Comments